Minggu, 06 November 2011

Galeri Fotoku

BELAJAR BAHASA ASING

KOREA

* 이거 얼마예요? (baca: i-go ol-ma-ye-yo?)
artinya = Berapa harganya ini?
* 이거, 이것 (baca: i-go, i-got)
artinya = (benda/barang) yang ini, yang ini lho
* 저거, 저것 (baca: jo-go, jo-got)
artinya = (benda/barang) yang itu, yang itu lho
* 저거 얼마예요? (baca: jo-go ol-ma-ye-yo?)
artinya = Berapa harganya itu?
* 물 좀 주세요. (mul jom ju-se-yo)
artinya = Berikan aku air (untuk minum)
* 물 좀 더 주세요. (mul jom do ju-se-yo)
artinya = Tolong berikan aku air lagi (*minta tambah airnya)
* 이거 주세요. (baca: i-go ju-se-yo)
artinya = Tolong berikan aku (benda/barang) ini
* 김치 좀 더 주세요. (baca: kim-chi jom do ju-se-yo)
artinya = Tolong berikan aku kimchi lagi. (*minta tambah kimchinya)

Sabtu, 05 November 2011

Learn to Life SMA N 1 Tarakan tahun 2011

Sabtu, 5 November 2011, hp nokia C3, jatuh diperjalanan ke pasar di juata yang lagi di renovasi bapak. sedih banget waktu tau hp ku hilang, semua sms-sms yang aku simpan, semua catatan-catatan, sama semua cerpen yang aku buat hilang, dan yg paling di sayangkantuh fotonya.aku belum sempat simpan foto-fotonya di komputer, jadi foto-fotonya hilang deh. Kejadiajn itu yg menginspirasiku buat bikin blog ini sebagai tempat penyimpanan yang paling baik.


L2L Tahun 2011 SMA N 1 Tarakan angkatan 2009

L2L ini bertujuan untuk mengisi hari libur UN buat anak kelas XI. Jadi sementara kelas XII lagi ngerjain soal-soal UN, kami anak kelas XI nya di ajak camping, sambil belajar jadi petani. hehe.. seru sih.. liat sawah untuk pertama kalinya di kota Tarakan, dan cukup cape juga waktu ke kebun sayur, perjalanannya tuh jauhhh banget.



Diriku di antara bunga anggrek.



Foto bareng teman kelompok. dari sebelah kiri Ratih, Atika, Dian, Ega.



Berdiri ditengah-tengah sawah.

Cerpen Karyaku.


 Ini hanya sebuah cerita sederhana, sebuah cerita tentang kasih tulus yang tak tersampaikan, tentang kehilangan atas rasa tidak memiliki.

He’s Name is Reinald

Dia datang di awal September tahun 2010, disaat-saat Rain kehilangan kepercayaan, disaat ia butuh seorang untuk berbagi cerita.  Rain berbaring di sofa dan membaca kembali setiap pesan singkat yang ada di inbox nya. Kata demi kata yang dibacanya membentuk sebuah kalimat yang sungguh memporak-porandakan hatinya,
From: Aurel my b’st friend
 Ohh iya, aku lupa kasih tau kamu Rain, tadi malam dia nyatain perasaannya ke aku, tapi aku belum kasih jawaban. Kamu maunya aku jawab apa Rain?
 Darah didalam pembuluh darahnya selalu saja mengalir dengan deras, meskipun sudah berkali-kali Rain membacanya.
Malam itu tanggal 3 April, air mata Rain menetes, ini hanya hal biasa seandainya saja orang yang disukai Daniel itu bukan Aurel. Daniel sudah sering gonta ganti cewek, tapi ini hal yang berbeda, orang yang disukai Daniel itu Aurel, sahabat Rain yang ia mintai tolong untuk mencarikan informasi tentang Daniel. Rain merasa dikhianati sahabatnya sendiri. Tapi dia gak bisa nyalahin Aurel, karena Aurel juga punya perasaan yang gak bisa dia kendalikan, cinta itu tumbuh seiring dengan keakraban mereka. Air mata hanya bisa menetes di wajahnya, ia paksakan gerakkan tangannya, otaknya masih terus memikirkan jawaban apa yang akan diberikannya pada Aurel.
To: Aurel my b’st friend
Rel, kamu bukan robot yang aku punya, yang selalu nyari informasi tentang Daniel untuk aku, kamu juga manusia yang punya perasaan. Terserah kamu, kamu mau kasih jawaban apa ke Daniel, kalau kamu beneran suka sama dia, kamu boleh jawab iya.                                                                                                      Jujur Rain, aku masih belum bisa terima ini semua, aku belum bisa lupain perasaan aku ke dia, kasih aku waktu, aku janji bakalan lupain dia, demi kamu.
Air mata Rain mengalir semakin deras, ia terbaring lemah di lantai kamarnya, hp dalam genggaman tangannya bergetar, ia melihat ke layar hp nya. Aurel my b’st friend calling…                                                                  ia memencet tombol hijau di hpnya.
“Rain…” sapa Aurel dari seberang sambungan telepon.                                                                              
Rain tidak sanggup mengeluarkan sepatah katamun.
“Maafin aku rain, aku yang salah. Kamu berhak marahin aku, aku bakalan terima semua kemarahan kamu Rain. Aku sayang sama Daniel, tapi aku juga sayang sama kamu Rain. Aku gak mau ngerusak persahabatan kita. Aku akan ngelupain Daniel. ”
“Rel, aku gak bisa nyalahin kamu, aku gak bisa marah sama kamu. Aku juga sayang sama Kamu Rel, dan aku juga sayang sama Daniel. Daniel cinta sama kamu Rel, dan kamu juga cinta kan sama dia. Kalian berhak dapat kebahagiaan itu, biar Cuma aku Rel yang hancur, jangan sampe perasaan kalian berdua ikutan hancur kaya aku. Aku mohon jangan tinggalin dia, aku mohon Rel.”
“Gimana bisa aku ngebiarin kamu sakit hati sendirian, aku…” Aurel terdiam tak dapat melanjutkan kata-katanya.
“Aku bakalan baik-baik aja, aku Cuma butuh waktu. Jagain Daniel baik-baik Rel. Aku sayang kalian berdua.” Rain memutuskan sambungan telepon.
Air mata Rain kembali menetes mengingat kejadian itu, meskipun sudah hampir 1 bulan berlalu, Rain masih saja belum bisa melupakan Daniel. Dari awal ia tahu, akan terasa sulit baginya untuk melupakan Daneil. Tuhan, kenapa kau menciptakan perasaan ini, tanpa ada cara untuk menghapusnya. Seandainya saja perasaan ini hanya di tulis dengan pensil, aku tahu bagaimana cara menghapusnya. Tapi sayangnya perasaan ini tidak di tulis dengan pensil, semua ingatan tentangnya tidak digambar dengan pensil, aku bahkan tidak tahu benda apa yang kau gunakan untuk menulis semua rasa ini, lalu bagaimana aku tahu cara untuk menghapusnya.
Sebuah nomor tak dikenal muncul di kayar hp Rain, +6285246037xxx Rain memencet tombol hijau di hpnya
“Halo…” sapa sebuah suara itu, sebuah suara laki-laki yang umurnya kira-kira 18 tahun.
“Halo.” Balasku
“Ini nomor Hp nya Mikha ya..?” tanya suara itu.
“Bukan, saya bukan Mikha, saya Dian.” Jawabku dengan nada ketus.
“Ohh.. maaf ya salah sambung  nama saya Reinald…” aku tidak berminat mendengarkan lanjutanya dari kata-katanya.
Setelah ia selesai berbicara aku hanya menjawabnya dengan dehaman “hmm…” lalu aku memencet tombol merah, memutuskan hubungan telepon.
Sebuah pesan singkat masuk di hp Rain, lalu rain menekan tombol buka.
From: +6285246037xxx
Sorry ya, kalau udah ganggu kamu. 
Nomor yang sama dengan orang yang baru saja menelpon Rain. Untuk apa ia meminta maaf lagi, bukannya tadi dia udah minta maaf, gumam Rain pada dirinya sendiri. Ia lalu menekan tombol balas.
Iya gak pa-pa..
To: +6285246037xxx
Sebuah pesan singkat kembali masuk, dan Rain menekan tombol buka
From: +6285246037xxx
Kalau gtu kita bisa jd tmn dong?
Apa sih maunya nih orang, salah sambung trus minta maaf udah di maafin, sekarang ngajak temenan. Emang dia pikir aku kekurangan teman apa, guman Rain.
GAK. Kamu maunya apa sih, minta maaf udah aku maafin, gak usah sok akrab pake ngajak temanan segala.
To: +6285246037xxx
Sebuah pesan singkat masuk lagi di hp Rain.
From: +6285246037xxx
Maaf ya, kalau aku bikin kamu marah. Ya udah kalau gak mau temanan gak pa2. Sekali lagi aku minta maaf ya.
Ya ampun, Rain kamu kenapa, sadar Rain, dia kan Cuma ngajak temanan kenapa kamu jutek gitu sih, gumam Rain pada dirinya sendiri.
To: +6285246037xxx
Sorry ya, aku yang salah. Okk kalau kamu masih mau temanan sama aku, aku mau kok jadi teman kamu.
From: +6285246037xxx
Jadi sekarang kita temanan?
To: +6285246037xxx
                Iya, J
Rain lalu menyimpan nomor +6285246037xxx tapi Rain bahkan tidak tahu siapa nama cowok itu, ia hanya mendengar sekilas sewaktu cowok itu memperkenalkan namanya. Kalau gak salah sih huruf depan namanya R, tapi siapa ya namanya Reinald, iya namanya Reinald. Hampir setiap saat pesan singkat dari Reinald memenuhi inbox di hp Rain, dan selalu dimulai dengan sebuah pertanyaan, “Lagi ngapain?”. Rain merasa bahagia, karena kini ada yang perhatian pada apa yang dilakukannya.  
                From: Reinald
                Lagi ngapain?
                nada dering berbunyi pertanda ada pesan singkat yang masuk, ia lalu meraba tasnya mencari hpnya, dan membuka pesan singkat.
                Tiduran di tempat tidur, kmu?
                To: Reinald
                From: Reinald
                Aku lg liat sawah, di sana hujan gak?
                To: Reinald
                From: Reinald
                Disini juga gak hujan, kamu udah makan belum?
                Rain tersenyum melihat pesan dari Reinald. Melihat setiap pertanyaan yang selalu ditanyakan Reinlad, seakan-akan Rain adalah pacarnya, yang harus selalu di perhatikannya. Tapi rain terlihat senang dengan perlakuan Reinald.
Aku belum makan, lagi gak nafsu. Soalnya tadi pas pulang sekolah lg pengen makan mie ayam, ehh malah warung mie ayamnya tutup. Jadi hilang deh nafsu makannya.
To: Reinald
From: Reinald
Dipaksa aja makan, 1 atw 2 sendok, ntar kalau gak mkn skt lg. Cba aja mie ayam bisa dikirim, psti skrng udh aku kirim, atw cba aja aku lg di sana, psti aku cariin km mie ayamnya sampe dpt. Km gk blh skt sblm aku dtng, klw km skit sblm aku dtng nanti gak ada yang ngerawat kamu. Pliss.. makan ya.
Rain tersenyum lagi melihat pesan singkat Reinald. Walaupun ia gak tau kata-kata itu tulus dari hati Reinald atau hanya rayuan gombalnya, apapun itu, saat ini kata-kata itu sangat bermakna bagi Rain. Dan ia merasa itu adalah ketulusan hati Reinald, bukan sekedar rayuan gombal.
Iya deh aku mkn.                                                                                                                                                                                                       Kamu tadi bilang aku gak boleh sakit sebelum kamu datang. Emangnya kamu bakalan datang ke sini?  kamunya aja gk tau aku tinggal dmana.
To: Reinald
From: Reinald
Pasti, aku bakalan datang, kamu tunggu aja.                                                                                                           Yang penting kamu makan dulu. Okk. Selamat makan, and good night, jangan tidur larut malam ya.
Kamu pikir aku anak kecil apa? Yang dijanjiin sesuatu dulu baru mau makan. Tapi aku harap janji kamu bisa kamu tepati. Seulas senyum kembali terbentuk di bibir Rain, senyum yang sama setiap kali ia mengingat tentang Reinlad. 

Bersambung